Oke
mereka sahabat sahabat saya. Sahabat ketika tergelaknya tawa, dan sahabat yang
juga setia di kala duka. Yah, mereka sahabat sahabat saya, yang sekirannya
mampu meredakan kegundahan hati, mengembalikan tawa ketika kesedihan telah
merenggutnya, dan memberi titik temu akan setiap cobaan yang silih berganti
Mereka
sahabat saya yang saya temukan dalam kebersamaan bersama ipasatu.Mereka
segelintir makhluk yang membuat saya nyaman untuk berbaur bersama. Sekirannya
mereka sahabat saya dalam mengarungi masa akhir kelas tiga di masa putih abu
abu.
Mereka
sahabat yang mendewasakan saya, dan mereka pula yang mengenalkan saya pada
sebuah kesabaranMereka yang membuat saya mengerti indahnya perbedaan. Mereka
yang mengajarkan saya bagaimana tulusnya memaafkan. Mereka yang mengajarkan
saya untuk tetap tersenyum ketika lawan datang dari barisan seberang. Mereka
yang membuat sya tidak pernah merasa sendiri, dan mereka meniadakan alasan
untuk bersedih. Mereka yang mengisi kosongnya hati dengan berbagai kasih dan
sayang.
Hai hai, bertemu lagi di tahun 2013 dan ini posting saya yang pertama. Sebelumnya selamat tahun baru yaa *lihat kalender sono jes -_-*. Haha ._.
Kali ini aku mau post tentang salah satu kegiatan liburanku di bulan desember sebulan yang lalu. Selama liburan ini kan kita serasa jadi
pengangguran sejati. Pelis dan ini sangat menyiksa kita yang udah terbiasa
(ceilah) untuk menjadi siswa tingkat akhhir yang super cibuks, dan meyeyahkan.
Tiba tiba dihadapkan pada liburan yang memaksa kita untuk menjadi pengangguran
(sebenarnya sih banyak banget soal soal yang meronta minta dikerjain, karena
dasar sayanya yang males jadi tak terjamah deh ._. muncullah istilah sok
menganggurkan diri pengangguran).
Nah kita akhirnya mwencari kegiatan
positif yang bisa bikin kita menjadi manusia seutuhnya. Ehem maksudnya kegiatan
yang banyak memberikan manfaat bagi kita, utamanya tubuh ini. Nah kita pilih
aja sepedahan ke alun alun yang berlokasi di pusat kota. Lumayan kan,
setidaknya nanti pas masuk sekolah badan juga nggak kelihatan lemaknya #ups
Setelah itu kita cari taman dan kita
mengabadikannya. Ini momen yang palingg saya suka. Setidaknya kelabilan saya
memiliki wadah untuk tersalurkan #plak .
Setelah asik foto foto kita cari makan.
Yang jualan orang Arab. Banyak sih karyawannya, tapi lama nget kalau melayani.
Kita yang antri duluan dan udah bolak balik pesen sampek yang dipesen lupa, eh
ternyata orang lain yang baru datang malah udah terlayani sempurna. Nah inilah
gunanya kita belajar sabar. Untungnya dalam masa penantian yang super duper
lama, ada mas mas, eh adik adik dings, kan baru kelas 2 SMA. Wajahnya arab,
mirip AL anaknya Ahmad Dhani, suerr deh, menarik juga kalau dijadikan
pemandangan sembari menunggu pesanan #plak. Mungkin semacam rejeki nemplok
kali. Dan apakah kalian tahu? Si adek pake sarung men. Iya pake sarung.
Entahlah mungkin dia habis Solat Subuh langsung ngantri beli nasi di
sono.Entahlah, saya juga takjub lihat remaja jaman sekarang beli nasi aja pake
sarung (entahlah takjub atau heran).
Setelah nasinya jadi, kita coba icip
icip satu sama lain. Maklum kita kan belinya beda beda biar bisa saling
icip -.-v .Saya kan pesen nasi Gudeg,
Indani nasi Liwet, Alfi sama temennya Nasi pecel dan Resti Lontong Sayur.Pertamanya
Indani sok sok ala presenter kuliner bisikin saya untuk nyicip nasi iwetnya
dengan gayanya dia berkomentar
I : “Rasanya, unik ini (padahal mau
bilang aneh. Wkwk) gimna ya, manis tapi juga kecut (nah ini memperjelas kalau
rasannya aneh).”
J : “eh Iya, enak kok enak” (padahal juga
mau bilang aneh, Cuma Indani bilangnya unik, nggak enak kan kalau sayanya
bilang aneh, menjaga perasaan istilahnya -.-v)
Dan
di akhir segment, ternyata saya tahu maksudnya Indani.
I : “Eh bantuin dong. Kenyang nih.”
J : “Ah sama aku yo kenyang ini.” (tapi
juga berusaha bantuin Indani sesuap demi sesuap)
I : “ kamu tahu nggak sebenernya aku
mual banget makannya. Ada santennya sih, bayangin aja pengen muntah.” (emang
dasarnya dia nggak kebiasa makannya bilang gitu, dan setelah dia bilang gitu
musnah sudah niatan untuk membantu sesuap demi sesuap. Langsung deh cacing di
perut berjoget disko)
Setelah itu masih ada saja cobaannya,
ternyata seporsi harganya 6.500 matih mahal gila (ukuran siswa), mana uangku
kurang. Untungnya masih dapet pinjaman uang -.-
Sedikit kesimpulan yang dapat kita
tarik. Kalau misal kita nggak siap coba coba jangan maksa ya, jangan tergiur
dengan rasa penasaran yang hanya menyesatkan. Kenali dulu jenis makanannya baru
pesen, dan tanyakan dulu harganya, pas dompet apa nggak :p