18 Juli 2012

Bali #3


Menyambung kisah ke2 di pulau Bali, kini saya merasa telah punya waktu yang tepat untuk melanjutkannya menuju kisah di pulau dewata di hari terakhir. Kisah pamungkas dan menjadi penutup dari semua kegiatan selama di pulau seribu pura itu (́_̀)
Jadi ceritanya di hari terakhir itu kita semua yang termasuk dalam rombongan udah kelar packing di malam sebelumnya, jadi kita tinggal bawa koper terus pergi *memang sudah waktunya*. Di jam jam terakhir selama masih di hotel Nusa Indah, badan rasanya udah lesuu banget, wajah juga rasanya mau ketawa kaku gitu, terus mau nampang ceria rasanya bukan waktu yang tepat  < --- maaf lebai, tapi emang meninggalkan Bali itu merupakan kesedihan dan kenangan . Tapi dengan langkah yang berat < -- bahasa tingkat dewa, kita turun ke bawah, melahap butiran beras yang kini sudah bermetamorposa menjadi sepiring nasi dilengkapi dengan lauk, kerupuk dan tidak ketinggalan segelas tes hangat. Cedihh banget ini menjadi makanan terakhir yang kita lahap di hotel Nusa Indah

Setelah dengan lahap (tetep) meghabiskan satu porsi hidangan, kita mulai menata satu demi satu koper milik anggota menuju sebuah ruangan yang kita sebut itu BAGASI, dengan langkah yang teramat berat (ya karena bawa koper yang isinya udah berlipat ganda, bertambah dengan aneka cidera mata dan itu benar benar berat -- > bukan bahasa tingkat dewa lagi loh!) menata dengan rapi dan entah denbgan bagaimana caranya bagasi yang segede itu berhasil memuat semua bawaan milik peserta. Kadang agak memaksa dan menekan ^^v
Setelah itu kita menuju perjalanan pulang. Tapi nggak langsung pulang, kita mampir dulu ke Joger, toko kaos khas Bali yang menamakan dirinya sebagai PABRIK KATA KATA, karena emang yang dijual di sini itu berupa kata kata unik dan kadang garing ^^v yang dituangkan dalam berbagai media, misalnya sandal, kaos, tas, gantungan kunci, atau accecories lainya. Di sini aku beli 5 kaos, 4 un tuk aku dan keluarga, 1 untuk titipan si Ainun yang entah bakalan seneng apa nggak sama kaos yang aku beliin. Joger yang aku kunjungin ini merupakan “TEMAN JOGER” a.k.a cabang Joger. Soalnya Joger yang di sekitar Kutha itu udah nggak muat lagi menampung pembeli Joger yang udah berjibun dan meningkat tiap tahunnya.

Setelah itu kita ke Bedugul. Kalo di Madiun itu mungkin sebangsa Sarangan. Sama sama danau buatanya, sama sama dinginnya, sama sama punya pesona yang asik banget, dan yang paling parah sama sama punya akses jalan yang bikin mabuk darat. Daridulu nggak suka kalo ada wisata indah, tapi harus menyiksa pengunjungnya terlebih dahulu -____-. Untungnya waktu berangkat nggak terlalu jauh sama letaknya si  Joger *sujud syukur dehh*. Perjalanan memakan waktu sekitar 15menit. Sampai di bedugul, langsung mengonsentrasikan otak yang masih cenut cenut dan belum sadarkan diri seutuhnya. Awalnya sih Cuma duduk duduk ngeliatin segerombolan pengunjung yang berniat keliling danau dengan kapal boat. Aku sih hanya mandangin doang, tanpa ada niatan membuang uang untuk melakukan hal yang sama. Setelah duduk-duduk lama, kita sholat dulu. Habis itu keliling lagi mencari gelang titipan temenku yang aku nggak tahu bentuknya, Cuma bermodal berbagai deskripsi yang diberikan. Saat itu saya serasa menjelma menjadi seorang detektif yang sedang memecahkan misteri lewat berbagai clue. Dan untungnya gelang yang aku beliin itu benar adanya. Ye yeye! Setelah itu kita keliling lagi menikmati pemandangan, semabri foto foto (lagi)

 
 Ini kapal boat  yang berjejer memenuhi pandangan




Ini keadaan kita habis sholat di Bedugul, ehh view depan musolla nya bagus begete, makanya nafsu buat foto foto kembali menggelora 


Jangan salah sangka. dikiranya saya seneng gitu ya si Resti begituin saya, wahahaha, itu sebenarnya aku mau pasang ekspresi ngeri soalnya si Resti itu bernafsu banget, eh malah ngakak nyaksiin ekspresinya yang ajur ajuran, nahan ketawa dehh jadinya *kelepasan juga kadang*

sama Si Dessy, seneng banget lihat yang ini. Walaupun dengan ekspresi sok imut dan maksa -___-

Ini muka saya kelihatan (pura-pura) bete banget, soalnya si Dessy ini sok tinggi banget ._.v padahal bisa dilihat tinggian siapa :p

 Foto di depan patung yang entah apa namanya ._.v

Resti  

Berjalan meninggalkan Wisata Bedugul dengan ekspresi yang sok bahagia banget. -____-
 Jalanannya menanjak naik nih, jadi butuh energi yang berlipat

Setelah dari bedugul, lanjut perjalanan pulang. Sebelumnya kita sempet mampir ke Pantai Lovina yang searah dengan arah menuju Gilimanuk. Ini letaknya di sekitar Singaraja, Bali. Pantainya bagus banget, tapi pasirnya aneh, warnanya item dengan kerikil kerikil kecil yang terasanya geli geli gitu di kaki. Ombaknya juga kecil. Nggak menantang men! Tapi ini bener bener pantai penutup yang cukup mengagumkan dengan berbagai bekal yang dimilikinya, mulai keindahan panorama, sampai keindahan berbagai cidera mata yang ditawarkan 

Simbol lumba luma yang aku temuin sebelum memasuki area pantai Lovina. Katanya kalau kita beruntung, kita bisa menyaksikan ikan lumba-lumba yang unjuk diri (timbul tenggelam) di pantai bebas. Tapi masalahnya kita tergolong gak beruntung, makanya nggak lihat apa-apa 

Hamparan pasir yang pertama kita saksikan begitu memasuki area Pantai. Pasirny penuh jejak kehidupan banget (y)






Eh, di sana aku ketemu bule kecil yang umumumumu, unyu banget, aku sempet megang tangannya. Kyaaaaaa, rasanya luar biasaa. Aku sempet tanya juga woy! Walaupun dengan berbagai keterbatasan bahasa. Aku tanya “What’s your name.” Ehh, dianya melongos gitu aja, pergi. Terus sesaat kemudian balik lagi dan kita bermain sejenak. Kya kya kya ^^. Setelah itu aku balik kebus, sebagai perpisahan aku dadah dadah gitu ke dia sembari bilang “good bye.” Huahahaha, dianya lucu sihh, masih kecil pula. Seneng deh seneng dehh :D

Setelah itu kita menuju Gilimanuk untuk menyudahi ekspedisi di Pulau Bali. Nyebrangnya nggak seindah waktu berangkat. Kita harus masuk ke sebuah ruangan yang  isinya tempat duduk. Goncangan kapalnya luar biasa berasa banget! Setengah mabuk kalo yang ini. Nggak suka pokoknya -____-
Yahh, selesai sudah kisah di Pulau Dewata, semoga bisa menginjakkan kakiku kembali di pula yang indah akan pemandangan pantainya. Bye bye :p

15 Juli 2012

Bali #2

Halohaaa, kembali lagi ini saya *serasa jadi tante jin*. Kabarnya saya akan menyambung lagi kisah hidup saya yang lama hilang yang dulu kepotong di Bali part 1, yang belum baca (klik).
Nah perjalanan hari kedua di pulau Bali juga nggak kalah asyik lohh! Setelah memermak diri dan pake baju seperlunya, kita kita berangkat dari hotel dengan tujuan pertama Cening Bagus (pusat oleh oleh). Tahu nggak di sana aku harus taha nafsu, tahan diri dan tahan dompet biar nggak ngambilin ini itu, biar nggak tergiur dfengan berbgai makanan yang aduhaii, banget. Beli seperlunya aja, kira kira yang pas buat mulutnya orang Jawa, utamanya eluargaku. Eh tahu nggak di sini aku beli brem loh *bego* masa kampung halaman tempatnya pembuat brem malah beli brem jauh jauh ke Bali (́_̀). Nyampek rumah langsung disembur kobaran api (baca diomelin) kesana ke mari sampek buntu otak ini. Ya aku berdalih aja kalo samplenya itu terasa beda dengan brem Madiun, ehh ini malah kayak minyakin api, kobaranya semakin dahsyat mennn!

Lanjut yuk ke kisah utamanya! Selanjutnya kita berkunjung ke Pementasan Tari Barong. Ini berkisah tentang kebaikan yang melawan kejatan. Ini yang kedua kalinya saya nonton pementasan ini di tempat yang sama dan dengan pemain (yang Insya Allah) sama pula. Tapi yang kedua ini juga aku bernasib sama dengan yang lalu, Alhamdulillah sama sama belum paham dan belum mengerti pasti ceritanya gimana! Pake bahasa Bali menn! Cma bisa nebak nebak. Itujuga kalo bener. Yah, nikmatin aja segi keindahan dan kelucuannya! -,-

Ye ye barongnya udah mulai unjuk gigi *maaf labil*

Ini ketika Barong dan kera berada di suatu hutan yang lebat *renungkan*. mereka ini bersahabat, makanya sering menghabiskan waktu bersama. Itu barongnya tampak banget lagi badmood, sedangkan keranya masih sibuk aja dengan khas TEPE TEPENYA.(" `з´)_,/*(x,☉")

Ketika barong dan kera berada di sebuah hutan, muncullah 3 pria bertopeng yang berencana untuk membuat keributan dan merusak hutan, sebagai pihak yang benar, kera dan barong mencegah niatan buruk itu dan terjadilah pertarungan hebat di antara mereka

 Muncullah kedua penari yang berperan sebagai pengikut Rangda yang mencari pengikut pengiikut dewi Kunti yang masih dalam perjalanan menemui patihnya. Ihh, Mbaknya kalo nari gemulai banget, aksi matanya juga asik kalii.


 Muncullah dewi Kunti bersama anaknya, Sahadewa yang telah berjanji akan menyerahkan Sashadewa ke Rangda sebagai korban, ini terjadi setelah Dewi Kunti dirasuki roh yang menyebabkan hati dan tindakanya seperti setan. 

Saat Sahadewa dibuang ke hutan bersama suruhan ibunya yang merupakan seorang patih. Setelah itu turunlah Dewa Siwa yang memberikan kekuatan tak terkalahkan kepada Sahadewa. Ini bisa menjadi bahan kekuatanya mengahadapi Rangda.

Ini ketika Rangda datang dengan tujuan buruknya, mengoyak-ngoyak dan bahkan berniat untuk membunuh Sahadewa, naasnya Rangda itu nggak tahu kalau di dalam tubuh Sahadewa kini bersemayam kekuatan yang dahsyat yang telah diberikan oleh Dewa Siwa

Akhirnya Rangda pun menyerah kepada Ssahadewa dan meminta agar dirinya dikabulkan permintaannya masuk ke dalam nirwana atau Sorga, dengan kebaikan hatinya Sahadewa pun mengabulkan permintaan Rangda.


Ini ketika Kalika (pengikut Rangda) datang menemui Sahadewa, kemudian karena adanya penolakan dari pihak Sahadewa, akhirnya terjadi perkelahian yang dimenangkan oleh Sahadewa, Kalika berubah bentuk menjadi Babi hutan. Kemudian Babi Hutan ini merubah diri menjadi burung, namun tetap dikalahkan, akhirnya berubah lagi menjadi Rangda. Karena kesaktian yang dimiliki oleh Rangda, Sahadewa tidak dapat membunuhnya dan akhirnya Sahadewa berubah menjadi Barong. Pertarungan di antara keduanya tidak pernah berakhir dan perkelahian ini terus abadi "Kebajikan" melawan "Kebatilan". kemudian muncullah pengikut barong masing masing dengan kerisnya ingin membantu Barong dalam pertarunganya melawan Rangda. namun mereka semua juga tidak ada yang berhasil mengalahkan Rangda


Akhir cerita, si kera ngeksis nya nggak ketulungan, ngerasa jadi artis yang udah terkenal -_____-



Segenap kru dan pemain yang sudah mendukung pementasan berdurasi sekitar 60 menitan

Setelah itu kita pergi ke Galuh. Niatnya dari awal Cuma pengen tahu susunan rumah Bali secara umumnya, dan foto foto dengan mengabaikan status Galuh sebagai pusat oleh oleh.Gilaa aja, kita kalangan pelajar men!! Belanja di Galuh pulangnya sakaratul dompet. Iyalah kualitasnya emang bagus, nggak salah kalau harganya pun selangit! Tapi sama aja, kita ini kalangan terpelajar! Harus pinter pinter mengelola kehidupan keuangan pribadi. 


Welcome to Galuh art Shop

 Betapa salah gaulnya. Ceritanya ini saya mau saingan, siapa yang lebih imut. Saya atau patung itu. Anda yang menentukan ^^v


Bunganya unyu taukkk. Nggak tahu nama Bunganya, tapi serasa pernah tahu dan kenal. Foto ahh! dan ini bunga ternyata setelkah direnungkan cantik jugaa 

Ini patung Krishna yang punya tubuh berwarna biru, ini versi dewasa dari kartun kartun yang anda lihat di TV, yang bentuknya masih kecil, bawa suling ke mana mana yang masih ileran. Kalo yang ini udah baligh men! berwibawa juga.


Ini di lantai atas dari toko Galuh, nemu objek unyu kita langsung foto foto *salah gaul*


Setelah foto foto, aku nemu barang yang unyu nggak ketulungan, di bolanya itu ada lampu lampu yang kelap kelip, kayak yang di peramal peramal gituh *salah gaul* Tapi gak bisa beli, maklum lihat-lihat label harganya deh


 Saya #eh


 Resti. saya suka editannya nih yang ini :3

Time is up, eh tapi setelah ke luar area GAluh, aku nemu patung loh yang unyu unyu, tapi aku rasa ini patung tergalau yang pernah aku tahu. Mungkin kalo dia bisa curhat, dia akan bertanya-tanya "kapan aku dapet jodoh" #plaakkk

Nah bagi masyarakat Bali itu, rumah harus dibagi menjadi 9 bagian. Semakin luas rumahnya, ke9 bagian itu juga akan semakin luasss!. Oh ya, ke9 bagian itu harus ada letak pura keluarganya, letaknya persis di Utara Laut *apalah lupa*. Pura keluarga ini khusus untuk penghuni di rumah itu, dan tidak sembarangan bisa digunakan sembahyang oleh tamu yang berkunjung apalagi orang tak dikenal (maling yang masuk juga nggak berhak dongs). Soalnya tiap tiap pura keluarga itu beda beda, disesuain kebutuhan keluarga yang menggunakanya. LUkisannya ya kayak di Galuh ini

Setelah itu kita ke Radar Bali, aku nggak banyak pengalaman sihh, penting kita digiring aja buat lihat proses percetakan, tapi aku nggak kebagian penjelasan, makanya Cuma bisa liat liat aja. Tapi di sana pekerjanya ramah-ramah, jadi seneng berkomunikasi dengan mereka.

The next destination ke PANTAI SANUR. Di sini kita bereasa jadi orang aneh bin ajaib. Gimana enggak? Sanur itu kan pantai matahari terbit, tapi kita ke sananya waktu mau matahari tenggelam *coba renungkan* pantes aja celingukan ke timur utara barat, selatan cari matahari tenggelam nggak bakalan ketemu! -___- Geografinya dapet beraapa coba! Tpi itu sih salah kita sendiri, lha janjian jam 8 aja datengnya onytime jam 8 TAPI WIB padahal kita di Bali --> sama aja telat 1 jam. Apalagi kalo diajak subuh subuh ke Sanur nonton matahari terbit, yang ada mataharinya udah di ubun ubun tuhh!

Sok manis (" `з´)_,/*(x,☉")

Ya Allah bahagia banget, serasa terlahir kembali #ngaco(" `з´)_,/*(x,☉")



Nggak tahu ini lagi ngapain 

Sok imut juga inih -____-


Serasa jadi anak ilang yang benar benar sadar kamera 


sama temens-temens. 2 foto di atas aku ambil dari akun facebooknya Dea :) 



 Saama Resti yang udah kayak Makhluk alay dam labil


Dan perjalanan di SAnur menjadi penutup di hari ke2.