10 Mei 2012

MY SWEETEST AGE (っ ̄³ ̄)っ ~♡

Dan saya mau posting tentang ulang tahun saya ke 17 pada tanggal 19 April silam -> kesekian kalinya telat dan nggak ontime -_-“. Yuk mari kita flashback yuk *ogah -> kaburrr*. Jadi ceritanya pada tanggal 19 April lalu kan aku udah 17 tahun (tua) dan aku udah nggak bisa dan nggak pantas kalo dipanggil adek kecil. Aku seharusnya udah dewasa *walau kadang ... keadaan memaksa untuk bertingkah layaknya anak muda* -> apasih, seharusnya jadi lebih bijak memaknai hidup, tapi aku belum bisa, aku masih berusaha nih untuk jadi yang lebih baik.

kue kue kue

(ˆڡˆ)


Back to the topic, nggak kerasa ya aku udah segede gajah gini, nggak kerasa banget, kayaknya baru kemaren masih dimandiin sama bapak barengan sama masku (sekarang mandi sendirilah loh -> menegaskan), kemarin kayaknya masih makan disuapin, kemarin kayaknya minum kalo nggak pake dot itu nggak afdol, kemaren rasanya masih sering diajak jalan jalan (sekarang serasa terpuruk di rumah, jarang jalan jalan -> sadis), dan sekarang aku udah nggak layak banget ngelakuin hal hal semacam itu. #gobrakmeja

kayaknya kemaren baru aja kecil mimut mimut juga, sekarang udah jadi segini *ngaca* ƪ(˚▽˚)ʃ

 

sekarang 

 
masa depann
\(´▽`)/

Ngaco 
(" `з´)_,/*(x,☉")
 Amin dehhh
(^人^)
Dan kemaren (tepatnya bulan kemaren) aku udah berdiri dengan lilin 17, dan ada hal menarik loh di usiaku yang tak lagi belia, ini tentang rencana busuk yang telah diprogram sama temen temenku yang care abis, yang peduli abis, siapa lagi kalo bukan AINUN -> selaku profokator, NENI, RESTI dan ALFI. Tapi naas rencana itu hanya sebatas rekaan yang ternyata udah terbongkar sebelum dijalankan.
profokatornya

(" `з´)_,/*(x,☉")


Ceritanya hari itu hari Sabtu, suasana hening, damai tenang, sekitar ba’da Maghrib aku masih asyik menyaksikan tayangan yang menari nari menghiburku, rasanya aku udah nggak mau terpisah dengan ranjang yang tengah memanjakan, dan saat itu aku baru aja pulang les, nggak mau buka buku dulu. Nah tiba tiba ibuku masuk dan membuyarkan segala kedamaian yang telah tercipta, beliau pengen ngajak aku foto buat perbarui KTP, dan tanpa komando aku langsung aja bilang iya tanpa peduli lagi rasa letih yang sedang menyerang. Setelah aku berdandang lengkap, aku ambil kontak dan mengendalikan motor dengan khidmat, ehh baru 10 meter aku melangkah, aku lihat segerombolan (4 orang doang woooy) temenku yang berarah menuju rumahku, aku agak heran soalnya ini pasangan pertama merupakan pasangan yang sebelumnya tidak saling kenal (beda kelas) tapi mereka sama sama temenku, waktu aku mngenali mereka, rasa bengong plus ngelamun enggan bergeming, dalam hati Cuma berbisik, “mereka” -> jeng jeng.... kemudian di pasangan selanjutnya semakin memantapkan kecurigaanku, di sana ada AINUN yang aku udah curiga banget, “Ini pasti mau kejutan.” Aku juga shock, kaget nggak berdaya, aku masih memacu motorku dan menggonceng ibuku dengan hati yang bengong dan melongo, Ibuku bilang “ Temenmu itu, kamu pulang aja deh, kasihan  loh mereka, Ibu biar foto sendiri.” Awalnya pikirsnku masih melayang layang ke sana ke mari, hingga akhirnya Ibuku memukul pundakku yang membuatku tersadar dan langsung menghentikan motor -> pulang ke rumah menemui mereka, setelah berjumpa mereka malah teriak teriak histeris, anarkis dan nggak terima abis “ulang jes ulang jes, kamu nggak boleh tahu dulu, nggak sureprise kan.” “ kamu nggak tau’o nggak tau’o.” Komen yang lain, demi menenagkan amarah dan nafsu mereka aku pun berkata “Yaudah deh aku nggak tau, sumpah aku nggak tahu.” “kamu masuko rumah, kalo udah ada suara kita menyahut nyahut, kamu baru boleh keluar. Oke.” Okelah aku masuk rumah demi mereka, biar mereka lega dan nggak merasa sia sia. Di dalam aku nggak punya firasat, batinku mungkin juga Cuma tiup plus potong lilin. Beberapa menit kemudian, suara mereka menyahut nyahut, bergema nggak karuan dan bikin nerveous. Beneran dehh, suerr. Akhirnya aku keluar bak putri yang udah dipanggil panggil rakyatnya menemui pangeran (?). Langsung deh kue dengan beberapa lilin menerangi malamku dan menentramkan jiwaku -> alay. “Make a wish make a wish.” Teriak mereka, dan kayak di TV TV aku beneran make a wish, dan langsung meniup lilinya, tepukan tangan yang garing benget membahana, seisi RT. Setelah itu dunia terasa gelap, dan aku udah kayak mai rasa. Semburan tepung tepung yang entah apa namanya, mengulek mukaku yang masih kaget plus shock, tangan tangan jahil mencabik mukaku dengan bantuan tepung, dengan ganasnya aku diserang aku tak berdaya, 1 lawan 4, Cuma bisa pasrah dan berdoa semoga ini cepat berakhir. Sempet juga aku disemprot air langsung dari keran, untungnya temenku ada yang iba, takutnya malam malam kedinginan -_-. Akhirnya dengan tampang innocent aku berusaha mendekati roti dan mengulas krimnya dan menghantam ke pakaian mereka. Impas, walaupun nggak sadis sadis banget akunya.

  Penonton, betapa dapat anda saksikan betapa naasnya bentuk wajah saya (-̩̩̩-̩̩̩_-̩̩̩-̩̩̩)

masih sempet sempetnya action, nggak sadar mukanya udah kayak apaan
♥(>̯┌┐<)•°





sama neni, saya udah kayak santapan makan malam, hasil karya mereka sump[ah ngalah ngalahin si Farah Quinn, tapi mereka nicenya minta ampun
‎​(˘⌣˘)ε˘`)



bersama Alfi, Aku, Ainun, Neni
‎​(˘⌣˘)ε˘`)

  Nah ini yang  pake jilbab ungu si Resti. kayaknya dia seneng banget kalo aku taklagi cantik seperti sedia kala, puas banget uhh(?)
[¬_ ¬!!]
Setelah itu, aku kan lihat kuenya bagus juga, ada cerinya, dalam benak aku udah feeling mau ambil *licik*, eh temenku ujung ujungnya minta diambilin pisau, aku pending niatan ku, setelah kembali, kue itu berasa tak indah lagi, cerinya udah lenyap dan ini semua berkat ainun, arghhh, aku nggak terima. Ya sudah deh langsung foto foto yang dipimpin oleh Yuneni, dan diikuti oleh saya, Resti, Ainun, dan Alfi. Saya foto juga udah tak berkutik, mau senyum juga nggak kelihatan manisnya, ketutupan tepung plus krim juga. Yasudah pasrah tak melawan, tak berkutik. Cuma bisa jadi yang terjelek di antara temen temenku yang mukanya msih jelas terlihat.

masih yang terjelek (^人^)

 
Naasnya Alfi ijin pulang duluan, rumahnya jauhh dan itu udah malem banget, akhirnya aku mengijinkanya, yahh alfi nggak ada, nggak asik deh,,,
Tapi kita tetep nikmatin malam ini dengan heboh kok, dengan guyonan yang masih saja garing dan kafdang juga nggak mjutu
Akhir malam kita berpisah, rasanya seneng banget punya cemen cemen yang sebangsa mereka, menjengkelkan tapi kesanya care banget. Setelah mereka pulang aku masuk ke dalam rumah dan mendapati kenyataan pahit “Temenmu ke sini ngerayain ultahmu, ya. Wahh, maaf Ibu lupa kalau kemarin kamu ulang tahun ya.’ <- mama said. Ibuuu, ke mana aja kemaren anakmu ulang tahun, omigat. Nggak tahu deh ibuku itu sekedar jahil apa lupa beneran –“


Eh, tadaaa. di usia yang udah 17 tahun aku dapet bonus tambahan buat dompetku *bukanuang*. Lumayan pemberat dompet walau uangnya nggak seberapa
                              ♪┏(・o・)┛♪┗ ( ・o・) ┓♪┏ (・o・) ┛♪┗ (・o・ ) ┓♪┏(・o・)┛♪


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

donor komentar <( ‾▿‾)>