Untuk semua Ibu
yang ada di Dunia,
Ibu
Hari ini seluruh
dunia memuliakanmu, Hari ini seluruh umat mengharumkan namamu. Semua tunduk
untuk menghormatimu membaktiksn semua amalmu.
Ibu setiap hari,
ketika petang masih membayang, ketika kokok baru saja menyambut esok, kau telah
terjaga. Ketika dengkur masih mendengung, nyata engkau telah terbangun. Kau
sisihkan waktu lelapmu untuk sepiring semangat anak-anakmu, demi hangatnya
secangkir kopi untuk suamimu. Walau terkadang lelahmu memaksa untuk memejamkan
matamu, kau pastikan meja makan pagi itu telah terhidang dengan berbagai lauk
yang mengisi hangatnya keluargamu. Kau abaikan lelahmu dan kau telah usai
penuhi tanggung jawabmu
Ibu walau kadang
semua sabda yang kaupersembahkan untuk anakmu, dibalas dengan cacian dan
hinaan, kau tetap tegar dan tetap kau elus kesabaranmu untuk menegarkan hatimu.
Terkadang banyak dossa yang tertoreh, tanpa kata maafpun kau telah
memaafkannya, tanpakata yang terucap, kau telah memahaminya. Bagimu, tidak ada kesalahan
anakmu yang tidak bisa dihapuskan. Walau terkadang banyak hal yang membuatmu
kecewa, pikiran baikmu selalu mengalahkan semua praduga yang tak baik.
Semua langkah
yang kau tempuh, selalu kau utamakan anak anakmu. Kau biarkan mereka melangkah
tepat di depanmu. Agar kau dengan leluasa menjaga dan lindungi semua langkah
yangmereka tempuh. Tanpa kau memapah, tetap kau mampu mengawasinya. Tanpa kau
mengekang, perhatianmu tetap tak terelakan.
Ibu, ketika
kerikil kerikil maslah menyandungku, dengan pelukan lembut itu kau menguasai
amarahku, mendinginkan hati yang terbudakkan panasnya kemarahan, Jemari
lembutmu menaklukan getaran-getaran amarah yang merenggut semua senyumku,
Buaianmu mampu menyiramkan kasih, meleburkan masalah yang menghalangi
kedamaianku.
Ibu, ketika
anakmu terjanggal cobaan yang menjadi sumber kecewamu, dengan lebih tegar kau
usap hatiku, menabahkan nuraniku, mendekap tubuhku dan kau sembuhkan semua
kecewa yang tengah bersemayam. Walau prestasi tak sepadan, tetap kau bakar bara
semangat yang tengah membeku, terbekukan oleh kepatah asaan dan sikap tak
percaya. Tetap kau yang lebih tegar dan tetap merasa bangga, walau diri ini sudah
tak lagi bangga pada kemampuan yang ada.
Ibu, ketika
lemahmu menguasai dirimu, maafkan aku yang masih banyak mengabaikanku. Jemariku
belum mampu membalas semua baik budimu, pundakku belum bisa menyandarkan semua
sakit lukamu. Belum mampu kubalas seperti yang biaasa kuterima dari mu. Maafkan
aku jika egoku masih menguasai inginku untuk membalas semua jasamu. Maafkan aku
jika samapi detik ini masih terhitung semua kebanggan yang bisa kupersembahkan
Mungkin hanya
inilah anakmu yang selama ini kau banggakan. Yang masih penuh cacat, yang masih
jauh dari sempurna, dan inilah anakmu yang masih belum bisa membanggakanmu.
Maafkan aku Ibu.
Semua janjiku akan kutunaikan esok ketika masa depan berhasil kuraih. Akan
kubawa namamu, mengiringi langkah majuku, agar kau tetap bisa tersenyum bangga
melihatku mencari jalan yang cerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
donor komentar <( ‾▿‾)>