Hai,,
hari ini moodnya lagi mau mengulas tentang makna dari judul blog yang saya
gunakan. Mungkin sebagian besar pembaca sudah penasaran dan bertanya
Tanya (emang iya?) Okelah yuk mari gak pake cap cus.
Judul
blog saya “JESSICA SAID: IT’S NOT TO HARD”. Sebagian orang yang sering banget
jungkir balik melawan terjangan kehidupan yang berat banget dan pengorbanan
banget, pasti berkata “ih, hidup itu susah” “hidup itu kejam”, apalagi yang
sering banget tertimpa musibah yang kayak
udah langganan banget, istilahnya “sudah jatuh tertimpa tangga” pasti
memvonis hidup itu kejam, Tuhan itu nggak adil, menyesali keadaan bahkan sampai
ada yang mengutuk dirinnya sendiri. Ironis. Kalo kita hanya memandang kehidupan
dari satu segi aja, ya mungkin kata kata kutukan di atas yang langsung
terlontar. Tapi kalo kita melihat kehidupan dari berbagai sudut (dari nol
derajat sampe 360 derajat=>ceilah sok banget), hidup itu
berkah kok. Hidup itu sebuah pembelajaran, hidup itu yang membuat kita bermakna,
hidup itulah sesungguhnya guru terbesar kita. Karena hidup, kita ada. Dan kita
ada karena sebuah kehidupan (apasihh)
Jadi
intinnya, nikmatilah hidup yang hanya sekali. Lakukan semua yang ada dalam
hatimu yang menurutmu itu benar. Walaupun kita pengen nyopet, yaudah nyopet
aja. Toh, setelah itu kita tahu kalo nyopet itu gak boleh, kan. (langsung tobat
juga ya! Taubatan nasuha!) Malah kalo aku bilang, orang yang pernah berbuat
kesalahan itu adalah orang yang berjalan menuju kesempurnaan, walaupun kesempurnaan
itu hanya Tuhan yang punya. *hehe. Sok banget gitu ya*. Jangan sampai kita
melawan bisikan hati karena kita takut dosa. Toh di dunia itu ada kata salah
dan benar.
Sedikit
berbagi nih, dulu aku itu orangnya suka mengeluh, merasa paling menderita gitu
di dunia ini, rasannya semua malapetaka itu berhilir ke saya *serasa anak tiri*
dan kata kata yang terlontar dari bibir seksi saya justru IT’S TOO HARD berlawanan banget
sama judul blog saya. Karena dulu saya hanya melihat sisi buruk sebuah tabir
kehidupan. Nyatanya, sebuah petaka pun kadang juga mengandung berkah.
Contohnya: waktu aku sering banget mendapat nilai jelek, remidi ini itu
(ketahuan banget ya), menjadi yang terburuk. Awalnya sih menyesal banget.
Kenapa nggak gini, kenapa nggak gitu dan segala macem. Tapi ternyata setelah
aku mengalami kejadian yang bertubi tubi menindas mentalku, justru mengobarkan
semangatku untuk lebih belajar, semangat untuk menunjukkan pada guru dan teman
temanku (dan tentunnya kedua orang tuaku) untuk lebih menunjukkan kalo aku
bangkit. Menunjukkan kalo sebenarnya aku itu bisa dengan sedikit usaha yang
lebih keras. Pokoknya sebenarnya aku bisaaaa! Aku nggak mau hidup selamannya
menjadi seperti ini. Toh, aku juga punya masa depan yang harus mulai di tata
sedari dini. Ya, kan *semangat banget nadannya* (krik krik=>tanggapan
pembaca). Nah, dari sinilah aku tahu bahwa kehidupan yang sesungguhnay itu seperti
ini. Sesulit apa pun tetap memiliki makna yang berlimpah.
Nah,
hidup itu ‘sesuatu’ banget kan *kata teteh rini*. Tergantung bagaimana kita
menyikapi hidup dan bagaimana kita memandang arti kehidupan itu apa. Kalo kita
nggak bisa, jangan lantas mengeluh “aduh aku nggak bisa”, “Ya Tuhan aku nggak
sanggup” atau apalah segala skrip yang sinetron banget. Justru
berfikirlah tentang bagaimana kita menyikapi ketidakbisaan kita itu. Gak ada
kok yang gak bisa, asal lebih dikuatkan usaha, energy potensial, energi
kinetik, energy mekaniknya. Jadi,
hambatan itu pembuka suatu jalan bukan akhir dari segalannya. Nah, kalau sudah
begitu, kita udah selangkah lebih maju dari mereka para pecundang yang hanya
bisa menyesali apa yang tidak bisa mereka lakukan. POKOKNYA KITA PASTI BISA DAN
HIDUP ITU NGGAK SULIT, KOK!!!! :D
@jessicarahma_
@jessicarahma_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
donor komentar <( ‾▿‾)>