16 Agustus 2012

Happy / Sad Time ?

Halo hai, aku mau cerita lagi nih, tapi ini cerita berawal dari kisah yang tragis, kemudian menjadi kisah yang manis seiring berjalannya waktu *mohon diabaikan*. Cemans, masih inget nggak ceritaku waktu kegiatan PSP Syalala *pasti udah banyak yang lupa dan lebih banyak lagi yang nggak baca* T.T oke, yang melewatkan kisah yang satu itu, mohon (klik)

Nah, di cerita itu kan aku sebutin banyaaaakkk banget berbagai pohon tumbang yang menghadang proses kita yang satu itu, ya salah satu di antaranya waktu si Vira yang waktu itu menjadi salah satu kunci permainan *apasih* mengalami masa masa pahit yang kelam, yup dia sempet kecelakaan sebelum kita berjuang di jalan Allah menaklukan lomba yang diikuti SD/SMP/SMA se Kota Madiun ituh. Nah, kan ceritanya kita sempet berduka, nggak doyan makan, nggak doyan minum, bad mood berminggu minggu (aslinya nggak selebay itu, hanya perumpamaan ._.v). tapi ada suara yang berbisik kalo kita harus tetep ngelanjuti perang kita yang tinggal secenti lagi, walaupun tanpa anak satu itu *pisss*. Nah, untuk mengobati segala rasa bersalah kita, aku sama anak-anak berencana untuk menjenguk satu anak manusia yang sedang bernasib malang itu. Tepatnmya di hari minggu kita udah janjian buat nengok dia sekitar jam 9an, tapi naas, anak-anak urung pergi karena berbagai faktor yang tak terampunkan -,- tapi untungnya masih ada 4 anak yang masih ada waktu untuk menjenguknya, Yup berangkatlah aku, Helsa, Rochadi, sama Ircham ke rumah Vira. Naas sih, tapi bagaimana lagi yahh,



Nah sesampainya di sana, si Vira udah berpose cantik *padahal sakit* sambil memegang Kamera yang sekarang ini lagi naik daun. Awalnya sih aku cuek sama barang gituan, sampai detik itu pun aku juga belum pernah nyobain apalagi ketagihan buat ngoperatorin itu barang mahal. Tapi seketika, aku lagi kepengen pake itu kamera, dan alasanya simple dan tak muluk-muluk, yaitu Cuma pengen nyobain foto yang bisa ngeblur-ngeblur itu -,- *plakkkkk* sempet payah juga sih nginget-nginget alasan tak berperikemanusiaan macam itu, tapi lumayan lah bisa jadi motivasi untuk selangkah lebih gaul :p

 

Awalnya, aku megang itu kamera, pengennya langsung bisa kayak photographer handal yang udah berkelas, gila aja, mana bisa. Jelas nggak bisa, dan nyatanya waktu aku pake, hasilnya sama kayak kamera kamera pada umumnya, flat, datar, tanpa tantangan T,T. Terus aku coba nanya si Vira selaku pemilik dan Rochadi, dan yang udah biasa pake barang gituan, aku nggak tanya Helsa karena aku yakin kalo kita itu sama-sama kaum awam -,- haha. Tapi apa balasannya, sungguh kejam apa yang mereka sampaikan. Cuma satu kata, “RAHASIA.” *nangis di pojokan*. Aku langsung ngomel-ngomel maksa-maksa mereka buat buka mulut, tapi hasilnya nihil, akhirnya aku belajar sebatang kara menemukan cara yang tepat. Terus Vira malah bilang “makanya to mbak, jangan Cuma pengen jadi model aja kalo di foto, sampai-sampai kameraku penuh fotomu.” Kyaaa, malang juga nasibku ya, kaum awam, didzolimi. Pertama Foto





 Rochadi dengan hasil sedikit ngeblur *semuanya* ._.v

Ircham 

Penting nggak sih ginian? *coba renungkan* . tapi aku yang nyuruh dia ginian, jadi yang nggak penting itu ... *hening*

Oke ini udah mulai ada bayangan bayangannya #bahagia 

Setelah itu kan aku lebih tertantang buat ambil foto dengan gaya ngeblur, sampai akhirnya bisa meeennn! Ciatt, langsung lonjak-lonjak kebanggaan, udah kayak bidadari lupa diri #ups. Setelah merasa handal (padahal masih awan juga), aku keluar mencari objek-objek selain para manusia di dalam, maunya nyobain fotografi mikro dengan berbagai serangga dan para tanaman (udah mulai sok -,-)
 




Objek mulai nggak penting 

Nah kan ya! 

Nah sekiranya ini punya Rochadi, kalo emang beda jauh harap pemaklumannya -,-

Setelah itu kan aku balik lagi ke Vira sambil mamerin foto-foto yang berhasil aku tangkap. Setelah itu si Helsa kan pengen banget difoto sambil loncat (dengan ekspresi sok ceria), tren foto tahun kapan coba -,- *piss*. Tapi akhirnya dikabulkan juga permintaannya sama si Vira. Terus aku sama Helsa gaya gayaan pengen nyobain kalo kita diposisinya Vira (baca nyobain egrangnya), betapa menderitanya, utamanya bagian ketiak, sumpah mungkin bisa jadi memar-memar kali ya, setelah itu aku tetap menguatkan Vira supaya tetap tegar dan tak terkalahkan oleh benda yang telah menyiksanya *plakkk, alay*


 *hening* *tak bisa menahan lebih lama* *ngakak* ya ampun kalo aku lihat foto ini rasannya kayak lihat film animasi anak jaman bahula gitu ya. Kayak Casper, iya nggak sih, mana itu ekspresi nggak kayak orang loncat ._.v

 
ini helsa nyobainnya dengan ekspresi yang tegang kan ya? 

Gantian asik kali -,-

Akhirnya jadilah kita foto-foto berempat dengan berbagai pose dan gaya foto yang bisa dibilang nggak penting -,-. Tapi yah, namanya remaja mencari hiburan, yang nggak penting pun bakalan jadi sesuatu yang berkesan. Haha ngaco.


 Maksa maksa orang buat motoin *wajar gak sih*




 
Rochadi's 
 
akuwh *mencoba alay* 

Hasil tangan awam, sumpah absurd 

Hidangannya vira juga banyak, si Rochadi sama Ircham sampek kegirangan gitu makannya. Tapi kita enjoyed kok menghabiskan siang bersama, walaupun hanya berlima.
Setelah dirasa siang dan cukup, kita akhirnya mengakhiri kebahagiaan-kebahagiaan hari itu. S|Berbagai wejangan kita juruskan kepada vira agar dia diberi kekuatan dan semangat untuk menyelesaikan ‘tugas dunia’ dari Allah S.W.T dan kita sama sama menengadahkan tangan bersama *perumpamaan* untuk kesembuhan Vira, supaaya anak itu juga bisa berjuang bersama kami. Oke!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

donor komentar <( ‾▿‾)>